Pentingnya pendidikan akhlak Bagi anak diera digital

  Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi di era global ini, selain membawa dampak positif, juga memiliki sisi negatif dalam berbagai bidang kehidupan. Salah satu aspek negatifnya yang terjadi di masyarakat adalah perilaku manusia, mulai dari usia anak-anak hingga orang dewasa, mengalami penurunan yang mengkhawatirkan.

           Melihat kondisi ini, hal yang paling penting untuk dilakukan demi kesalehan individu  dan sosial anak-anak, khususnya, dan semua orang pada umumnya, adalah pendidikan dan penanaman akhlak. Pendidikan dapat dipahami sebagai aktivitas (upaya sadar) yang dilakukan oleh pendidik terhadap peserta didik dalam aspek perkembangan jasmani dan rohani, baik secara formal, informal, maupun non-formal. “Menuju terbentuknya kepribadian yang utuh (utama) untuk mencapai kebahagiaan, nilai yang tinggi yaitu insaniyah (sifat-sifat mulia sebagai manusia) dan ilahiyah (kesempurnaan sifat-sifat Tuhan).

             “Akhlak merupakan sifat yang tertanam kuat dalam diri seseorang, kemudian menjelma menjadi suatu perbuatan tanpa memerlukan pertimbangan dan pemikiran yang berlarut-larut. Jika perbuatan itu baik, maka disebut akhlak terpuji; dan jika perbuatan itu buruk, maka disebut akhlak tercela.

            Penanaman akhlak sejak dini pada anak akan membantu mereka dalam bersosialisasi dengan lingkungan, baik di keluarga, sekolah, maupun masyarakat. Anak akan terbiasa berperilaku sesuai dengan nilai-nilai agama. Penanaman nilai dan materi akhlak ini harus disertai dengan memberikan pemahaman akan manfaat dan kegunaan perilaku akhlak bagi anak, sehingga mereka mengerti dan paham atas apa yang mereka kerjakan dan ucapkan.

1. Metode uswah (keteladanan) adalah cara dalam pendidikan Islam yang menjadikan figur guru, petugas sekolah, orang tua, dan masyarakat sebagai cermin bagi peserta didik. Contoh baik dalam ucapan dan perbuatan sangat penting karena tanpa keteladanan, apa yang diajarkan hanya menjadi teori belaka. Keteladanan ini mendorong orang lain untuk meniru dan mengikutinya. Rasulullah saw diutus sebagai suri teladan yang berhasil dalam berdakwah, mendidik, dan membimbing umat manusia.

2. Metode riyadah (latihan dan pembiasan) adalah teknik pembelajaran dengan melakukan secara berulang-ulang. Pembiasaan memberikan manfaat mendalam karena anak terbiasa berperilaku sesuai nilai-nilai akhlak. Rasulullah saw telah menerapkan metode ini dengan membiasakan anak-anak pada etika makan, minum, berdoa, dan kewajiban shalat sejak usia dini.

3. Metode Mauidhah (nasihat) adalah penyampaian kebenaran dan kebajikan untuk menghindarkan bahaya dan membimbing ke jalan yang baik. Nasihat hendaknya mampu menyentuh hati peserta didik dan mendorong mereka untuk mengamalkannya. Pendidikan akhlak pada anak harus diiringi dengan nasehat yang baik agar mereka mampu menginternalisasi nilai-nilai tersebut dalam kehidupan.

4. Metode Qishah (bercerita) adalah metode komunikasi universal yang berpengaruh pada jiwa anak. Melalui bercerita, peserta didik dapat memahami nilai-nilai moral, mengembangkan minat baca, dan memperkuat imajinasi serta kreativitas mereka.

    Demikianlah, empat metode yang dapat diterapkan dalam mendidik dan menanamkan akhlak pada anak di era teknologi informasi dan komunikasi, sehingga mereka tetap memiliki akhlak mulia selain kemampuan dalam teknologi untuk memperkaya pengetahuan mereka.

NAMA: Salmiati Sundari

NIM:2286232004

PRODI: Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

         UNIVERSITAS NURUL HUDA

Tinggalkan komentar